Salah satu fitrah asasi manusia itu adalah fitrah beragama yakni suatu kecenderungan batin atau naluri jiwa untuk menganut suatu agama sekaligus mempercayai adanya tuhan di dalamnya.
Memeluk suatu agama dan meyakini adanya Tuhan, bahkan menjadi kebutuhan dasar setiap insan. Karenanya, sejak dahulu hingga sekarang banyak bermunculan agama dengan berbagai konsep tentang tuhan yang dipercayai pemeluknya.
Fungsi agama pada dasarnya adalah agar manusia dapat hidup bahagia lahir dan batin, serta selamat di dunia hingga akhirat kelak. Agar manusia dapat meraih kebahagiaan dan keselamatan tersebut, maka Allah menurunkan agama yang benar dan diridhai-Nya. Yaitu agama yang berasaskan tauhid dan sesuai dengan fitrah asasi manusia.
Untuk itu pula maka Dia mengirim rasul-rasul ke tengah umat guna menyeru untuk memeluk agama yang benar dan diridhai-Nya tersebut. Hal ini juga dimaksudkan agar manusia tidak salah dalam memilih dan memeluk suatu agama yang berkembang.
Dakwah yang dilancarkan rasul pada intinya menyeru manusia beribadah dan menyembah hanya kepada Allah sebagaimana ditegaskan dalam surah al-Nahal ayat 36 : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyeru : Sembahlah Allah, dan jauhilah thagut (sembahan selain Allah)”
Setelah sejumlah nabi dan rasul diutus silih berganti akhirnya sampailah kepada utusan terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW, nabi dan rasul penutup untuk seluruh manusia hingga akhir zaman.
Rasulullah mengemban tugas berat dan banyak. Di antaranya:
Pertama, menjadi rahmat untuk semesta alam. Hal ini ditegaskan di dalam surah al-Anbiya ayat 107 : “Dan tiadalah Kami mengutus engkau, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi sekalian alam “.
Beliau diutus bukan sekadar membawa rahmat yakni menyebarkan agama yang memberikan rahmat bagi umat manusia, tetapi diri pribadi Rasulullah menjadi rahmat bagi alam semesta. Hal ini tentu karena sosok Rasulullah yang luar biasa, mencerminkan pribadi sempurna yang sarat budi pekerti luhur dan santun.
Banyak cerita dan riwayat yang menjelaskan betapa budi pekerti Rasulullah membuat banyak orang senang dan kagum, bukan hanya di kalangan kaum muslimin. Sehingga banyak di antaranya yang memeluk Islam karena tertarik oleh kehalusan budi pekerti beliau.
Kedua, Rasulullah ditugaskan Allah memberi kabar gembira dan memberi peringatan kepada manusia. Terkait dengan hal ini di dalam surah al-Ahzab ayat 45 Allah menjelaskan : “Hai nabi (Muhammad), sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan”.
Disebutkan tugas Nabi adalah menjadi saksi, dan pembawa kabar gembira serta pemberi peringatan. Tugas menjadi saksi dimaksudkan adalah menjadi saksi atas perilaku dan perbuatan serta tindakan umat manusia di muka bumi ini.
Kabar gembira disampaikan bagi mereka yang mau beriman atau masuk Islam, berbuat kebajikan, menaati perintah dan menjauhi larangan Allah dan rasul-Nya, bahwa bagi mereka akan diberikan ganjaran berupa kenikmatan surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, dan mereka kekal di dalamnya (Annisa ayat 13).
Ketiga, Rasulullah ditugaskan menyeru manusia kepada agama Allah yakni agama Islam.
Tugas Rasulullah sebagaimana ditegaskan dalam Alquran adalah menyeru manusia agar memeluk agama Allah yakni agama Islam, dan juga berperan sebagai pemberi cayaha, maksudnya memberikan penyuluhan, pencerahan dan bimbingan kepada umat manusia.
Kedatangannya bagaikan cahaya yang menerangi jalan hidup manusia menuju kehidupan yang diridhai dan dirahmati Allah.
Wahyu Ilahi juga bagaikan cahaya yang dapat menyinari kalbu dan jiwa setiap manusia. Dengan demikian, maka setiap insan yang memeluk Islam akan mendapatkan cahaya yang menerangi kalbu dan jiwanya, sehingga iapun dapat menjalani kehidupan ini dengan baik dan benar. Ia akan dapat memilih dan memilah antara yang benar dan yang salah, yang haq dan batil, yang lurus dan yang sesat, yang baik dan yang buruk.
Dengan keimanan yang bersumber dari wahyu Ilahi yang menerangi kalbu dan jiwanya, maka iapun pasti memilih yang baik, yang benar, yang haq, dan yang lurus. Dengan wahyu Ilahi, Dia telah mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang.
Keempat, Rasullah ditugaskan menjadi teladan atau panutan yang terbaik bagi manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam surah al-Ahzab ayat 21 : “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan hari kiamat dan dai banyak menyebut Allah”.
Ayat di atas menegaskan bahwa Rasulullah ditugaskan Allah untuk menjadi suri teladan atau panutan yang baik bagi mereka yang benar-benar mengharapkan curahan rahmat dari Allah, dan meyakini adanya hari kiamat diserta banyak zikrullah.
Di dunia ini tentu banyak tokoh dan pemimpin yang bisa dijadikan teladan, tetapi terkadang hanya dalam bidang tertentu tidak seluruh kepribadian tokoh tersebut dapat dijadikan teladan. Dan tidak semua aspek kehidupannya dapat dijadikan panutan.
Keteladanan tokoh dunia terkadang tidak bertahan lama, hanya bersifat sementara. Suatu saat dikagumi dan dipuja, pada waktu lain dibenci dan dicaci maki. Sedangkan pribadi Rasulullah dapat dijadikan contoh teladan yang baik dalam semua sudut kehidupan dan sepanjang masa. Baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara. Baik sebagai pemimpin umat maupun sebagai kepala pemerintahan, dan sebagainya.
Hal ini disebabkan Rasulullah memiliki akhlak dan budi pekerti yang agung. Hal ini Allah SWT sebagaimana ditegaskan dalam surah al-Qalam ayat 4 “Sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki budi pekerti yang agung”. Oleh karena itu, orang beriman hendaknya menjadikan Nabi Muhammad sebagai satu-satunya idola, bukan yang lain.
Itulah di antara tugas yang dibebankan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Tugas-tugas tersebut cukup berat tapi mulia. Kendati berat, namun dalam waktu relatif singkat, kurang dari 23 tahun, semuanya dapat beliau laksanakan dengan baik dan memperoleh hasil yang gemilang, bahkan hasilnya dapat kita lihat dan rasakan hingga sekarang ini. Wallahu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar